LANDASAN RELIGIUS BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam pembahasan lebih lanjut tentang landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok. Yaitu:

1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Manusia di muka bumi ini sebagai khalifah atau pemimpin. Terutama dalam memimpin dirinya sendiri. Tuhan yang Maha Pemurah memberikan segenap kemampuan potensial kepada manusia, yaitu kemampuan yang mengarah pada hubungan manusia dengan Tuhannya dan yang mengarah pada hubungan manusia dengan sesama manusia dan dunianya. Penerapan segenap kemampuan potensial itu secara langsung berkaitan dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wujud ketakwaan manusia pada Tuhan hendaklah seimbang dan lengkap.


2. Sikap Keberagamaan

Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.

3. Peranan Agama

Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu. Upaya pemuliaan kemanusiaan manusia mendapatkan tempat yang amat penting dan strategis. UU dan tujuan pendidikan menempatkan agama dalam bab tersendiri. Berkaitan dengan semua itu, dalam BK juga diperankan kaidah-kaidah agama.
Landasan religius dalam BK pada umumnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaan kemanusiaannya menjadi focus netral upaya bimbingan konseling. Karena di dalam masyarakat, agama itu banyak macamnya. Maka, konselor harus dengan sangat hati-hati dan bijaksana menerapkan landasa religius itu terhadap klien yang berlatar belakang agama yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
-          Amti E. &Prayitno. 1994. Dasar-DasarBimbingandanKonseling. Jakarta: RinekaCipta
-          Mugiarso H., dkk. 2009. BimbingandanKonseling. Semarang: UNNES PRESS

0 komentar:

Posting Komentar